Jumat, 18 Mei 2012


Lele Phyton
Ikan lele phyton dihasilkan dengan menyilangkan induk Thailand generasi kedua (F2) dengan induk ikan lele lokal. Untuk induk ikan lele lokal tidak diketahui generasi yang ke berapa karena sudah bertahun-tahun dikembangkan di Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten. Kelompok pembudidaya ikan air tawar Sinar Kehidupan Abadi yang menjadi penemu lele phyton pada tahun 2004. Pemijahan induk Ikan Lele Phyton (Clarias sp) dilakukan secara kawin suntik yang bertujuan untuk merangsang pemijahan ikan-ikan yang masak kelamin, tetapi tidak dapat memijah secara alami karena keadaan lingkungan yang tidak sesuai yaitu dengan melakukan penyuntikan terhadap induk jantan dan betina dengan menggunakan hormon perangsang (ovaprim) dengan dosis penyuntikan ovaprim induk betina adalah 0,3 cc/kg, sedangkan untuk induk jantan 0,2 cc/kg.
Lele phyton sudah mulai di budidayakan hampir diseluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah di Sebatik Indonesia Island, dia adalah penulis sendiri yang fotonya terpampang gagah diatas, dengan ikan lele phyton (clarias sp) dikedua tangannya sangat kagum dengan pertumbuhan ikan lele tersebut dalam waktu 3 bulan 1 minggu ikan tersebut memiliki berat rata-rata 0,7kg/ekor, dan yang lebih mengagumkan ada ikan yang beratnya mencapai 1,7kg/ekor. Ikan lele yang dipelihara di bak terpal ukuran 4x3x1m2 tersebut hanya untuk konsumsi sehari-hari. Kendala yang dialami oleh petani sendiri adalah mahalnya harga pakan ikan yang mencapai Rp. 18.000,-/kg.

-Jangan Berhenti Berinovasi-

Tidak ada komentar: