Berita Mutakhir


Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan

PENYAKIT NON-INFEKSI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penyakit non infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan organisme infekstif, sehingga tidak menyebabkan infeksi dan tidak menular, namun walaupun tidak menyebabkan infeksi dan tidak menular, penyakit non infeksi tetap penting mendapat perhatian dalam usaha budidaya ikan, karena pada kondisi tertentu penyakit non infeksi bisa menjadi sumber malapetaka dalam usaha budidaya ikan, salah satu contoh, misalnya terjadi perobahan kualitas air dalam media budidaya ikan, karena meningkatnya ammonia.
Kondisi seperti ini selain akan menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan, juga memberi peluang berkembangnya bakteri tertentu. Ini berarti ikan yang keracunan mudah diserang bakteri, karena kekebalan tubuhnya mulai menurun akibat keracunan ammonia. Artinya penyakit non infeksi dapat menyebabkan penyakit infeksi karena dengan kelimpahan amonia dalam media budiaya (air) akan menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh ikan (penyakit non Infeksi), menjadikan ikan mudah diserang patogen (penyakit infeksi).

1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis penyakit ikan non parasit
2.      Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk

BAB II
PENYAKIT NON-INFEKSI PADA IKAN

Penyakit non infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan organisme infekstif, sehingga tidak menyebabkan infeksi dan tidak menular, namun walaupun tidakmenyebabkan infeksi dan tidak menular, penyakit non infeksi tetap penting mendapatperhatian dalam usaha budidaya ikan, karena pada kondisi tertentu penyakit non infeksibisa menjadi sumber malapetaka dalam usaha budidaya ikan, salah satu contoh,misalnya terjadi perobahan kualitas air dalam media budidaya ikan, karenameningkatnya ammonia. Kondisi seperti ini selain akan menyebabkan timbulnyakeracunan pada ikan, juga memberi peluang berkembangnya bakteri tertentu. Ini berartiikan yang keracunan mudah diserang bakteri, karena kekebalan tubuhnya mulaimenurun akibat keracunan ammonia. Artinya penyakit non infeksi dapat menyebabkan penyakit infeksi karena dengan kelimpahan amonia dalam media budiaya (air) akan menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh ikan (penyakit non Infeksi), menjadikan ikan mudah diserang patogen (penyakit infeksi).
Berdasarkan sumbernya, penyakit non-infeksi atau penyakit non-parasit pada ikan, serta cara penanggulangannya antara lain adalah sebagai berikut :

2. 1. Kualitas Air
Ikan yang dipelihara pada perairan yang kualitas airnya tidak memenuhi syarat pertumbuhan dan perkembangan ikan, akan sangat membahayakan ikan tersebut. Oleh karena itu, selain harus memilih lokasi yang kualitas airnya sesuai dengan kubutuhan ikan yang hendak dibudidayakan, juga harus menjaga (menciptakan) kondisi kualitas air yang optimal bagi ikan, baik di kolam, tambak, akuarium maupun budidaya lainnya.
Ikan akan mengalami stres jika terjadi perubahan kualitas air. Oleh karena itu, selama ikan dibudidayakan, seorang pembudidaya ikan harus menjaga kualitas air tetap pada kondisi optimum sesuai kebutuhan ikan yang dibudidayakan. Jika terjadi perobahan kualitas air, harus segera dilakukan pengelolaan kualiats air, agar segera kembali kepada kondisi optimal.


2.2. Pakan
Dalam budidaya ikan secara intensif atau pemeliharaan ikan di akuarium dan karamba, ikan hanya memperoleh makanan yang diberikan oleh pembudidaya. Ikan harus mendapat makanan yang cukup serta berkualitas, agar ikan tidak mengalami kekurangan gizi.

2.3. Keracunan
Keracunan ikan merupakan salah satu penyakit non parasit, yang dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang sudah busuk dan kadaluarsa, meningkatnya gas ammonia dan hidrogen sulfida dalam air, atau pencemaran perairan. Ikan yang keracunan akan sangat mudah terserang penyakit parasit (terinfeksi), karena daya tahan tubuhnya akan melemah.

2.4. Kelimpahan (Blooming) Plankton
Meningkatnya populasi dari organisme diatom dan dinoflagelta didalam media budidaya, disebut kelimpahan (blooming) plankton. Akibat dari kelimpahan plankton ini, dinoflagellata dan diatom akan mengeluarkan racun yang berwarna merah yang sampai sekarang belum bisa dideteksi. Akibat dari blooming plankton ini dapat menyebabkan kematian pada ikan, karena ikan kekurangan oksigen.

2.5. Turunan (genetik)
Penyakit non parasit pada ikan akibat turunan, adalah kondisi fisik ikan yang tidak sempurna yang dibawa sejak lahir (sejak menetas). Misalnya kepala yang tidak wajar, tulang belakang yang membengkok, mata juling dan lain sebagainya.
Ikan yang fisiknya tidak sempurna akan mengalami kesulitan dalam usaha mendapatkan makanan di wadah yang terbatas (kolam, tambak dan lainnya) apalagi harus bersaing dengan ikan-ikan yang lebih sempurna fisiknya. Karena jumlah makanan yang diperoleh sedikit, ikan akan mengalami kelambatan dalam pertumbuhan. Oleh karena itu pula ikan mudah diserang penyakit karena kondisi tubuhnya tidak kuat dan kekurangan gizi.


2.6. Penanganan.
Penanganan (handling) ikan yang tidak baik dan tidak hati-hati akan memperburuk kondisi ikan sehingga ikan mengalami sakit non infeksi (stress, memar atau luka karena penanganan yang kurang baik). Oleh karena itu, dalam penanganan ikan termasuk dalam transportasi harus dilakukan dengan baik untuk mencegah ikan menjadi stress, memar atau luka.

2.7. Up Welling (Umbalan)
Penyakit non parasit akibat up welling hanya menyerang ikan pada pemeliharaan di KJA. Up welling adalah peristiwa berpindahnya massa air bagian permukaan ke lapisan bawah, dan dari lapisan bawah ke permukaan. Umumnya umbalan terjadi karena proses pendinginan, arus air, dan angin. Pada perairan yang dalam seperti laut, umbalan akan berdampak positif karena dapat menyuburkan plankton. Namun pada perairan dangkal seperti danau dan waduk (lokasi karamba) umbalan ini dapat berdampak negatif karena oksigen dan pH air akan turun sementara ammonia dan kandungan bahan beracun lainnya menjadi tinggi, akibatnya ikan dapat sakit bahkan mati secara massal.

2.8. Iklim
Faktor iklim variasinya sangat sedikit, seperti salinitas dan suhu yang menurun akibat hujan. Pengaruhnya terhadap kesehatan ikan belum banyak diketahui, karena belum banyak study tentang ini. Ikan bandeng yang terserang penyakit flu (cold) pada musim hujan deduga kerena faktor iklim.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.  Kualitas air
Agar kualitas air sebagai salah satu penyebab penyakit non infeksi pada ikan, tidak sampai membahayakan ikan yang dibudidayakan, maka pemilihan lokasi budidaya harus tepat dan sesuai. Lokasi yang dipilih sebagai tempat budidaya ikan harus menjamin kualitas air yang optimal dan sesuai dengan ikan yang akan dipelihara, seperti bebas dari sumber bahan pencemaran.
Untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi pada ikan yang dibudidayakan akibat jeleknya kualitas air, dapat memperhatikan bagan sebagai berikut

Pemilihan lokasi budidaya - Kualitas air dan kuantitas air terjamin - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses

3.2.  Pakan
Pemberian makanan yang cukup, berkualitas dan tepat waktu merupakan salah satu cara pencegahan timbulnya penyakit serangan penyakit terhadap ikan. Pakan yang diberikan juga harus bebas dari bahan-bahan beracun dan harus masih segar (belum membususk dan belum kadaluarsa). Ikan akan mengalami keracunan (penyakit non infeksi) jika memakan pakan yang mengandung bahan beracun atau memakan pakan yang sudah busuk atau kadaluarsa. Disamping itu pemberian pakan yang berlebih dan telah membusuk, akan sangat mempengaruhi kualitas air sebagai media pemeliharaan ikan yang akibatnya akan menimbulkan penyakit non infeksi dan selanjutnya akan menyebabkan serangan penyakit infeksi.
Untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi pada ikan yang dibudidayakan akibat pemberian pakan yang salah, dapat memperhatikan bagan sebagai berikut:

Pemberian pakan berkualitas sesuai dosis Penentuan lokasi & Penentuan pakan dan dosis - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses
3.3.Keracunan
Agar ikan tidak keracunan, hendaknya ikan tidak dipelihara di perairan yang sudah tercemar atau menggunakan air dari sumber yang sudah tercemar. Jika terjadi penurunan kualitas air, segera diatasi. Pakan yang diberikanpun harus berasal dari bahan baku yang tidak beracun tidak kadaluarsa, serta tepat dosis. Untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi keracunan pada ikan yang dibudidayakan, dapat memperhatikan bagan sebagai :

Pemilihan lokasi budidaya & Penentuan pakan dan dosis - Kualitas dan kuantitas air terjamin & Pemberian pakan - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses

3.4. Kelimpahan (Blooming) Plankton

Untuk menanggulangi terjadinya blooming plankton pada media budidaya di kolam atau tambak, dapat dilakukan dengan cara :
a.       Menggunakan pupuk tepat jenis dan tepat dosis
b.      Menggunakan air yang bebas dari pencemaran
c.       Melakukan pengelolaan air media budidaya dengan benar
Sedangkan untuk menanggulangi/melindungi ikan yang dibudidaya di perairan umum (karamba) dari kelimpahan plankton, dapat dilakukan metode sebagai berikut :
a.       Gunakan jaring (KJA) pada kedalaman 4 meter dengan kondisi perairan baik, sehingga ikan yang dibudidaya berada pada kedalam dibawah erea diatom dan dinoflagellata
b.      Pindahkan unit karamba ke area yang tidak terjadi kelimpahan plankton
Untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi akibat kelimpahan (blooming) palnkton pada ikan yang dibudidayakan di kolam dan tambak, dapat memperhatikan bagan sebagai :

Perencanaan Usaha Budidaya dengan baik - Kualitas dan kuantitas air terjamin ,  pupuk tepat dosis, pengelolaan kualitas air - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses

Sedangkan untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi akibat kelimpahan (blooming) palnkton pada ikan yang dibudidayakan di KJA, dapat memperhatikan bagan sebagai berikut :

Merencanakan usaha dengan baik - Kualitas dan kuantitas air terjamin, kedalaman jaring 4 meter, KJA dipindahkan ke lokasi lain - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses

3.5.Turunan (Genetik)
Menanggulangi adanya penyakit non parasit akibat turunan, dilakukan dengan cara menyeleksi secara ketat ikan yang akan dipelihara. Seleksi harus dilakukan mulai dari calon induk, telur yang dihasilkan dan benih ikan yang akan dipelihara, sehingga terhindar dari kerugian akibat faktor turunan (genetik).
Untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi pada ikan budidaya akibat turunan (genetik), dapat memperhatikan bagan sebagai berikut :

Seleksi induk dan benih dengan ketat - Kualitas benih terjamin - Pakan - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses

3.6. Penanganan
Ikan akan stress memar/luka kerena penerapan metode penangkapan ikan yang kurang baik. Menerapkan metode yang tepat dalam menangkap (Induk, benih, maupun ikan konsumsi) merupakan salah satu cara penanggulangan penyakit noninfeksi.
Untuk meminimalkan timbulnya penyakit non infeksi pada ikan akibat hadling, dapat memperhatikan bagan sebagaiberikut :

Merencanakan penangkapan, pengangkutan dan penanganan ikan dengan baik - Menerapkan Metode penangkapan, pengangkutan dan penanganan ikan dengan baik - Ikan budidaya bebas dari serangan penyaklit non parasit - Usaha budidaya sukses

3.7.  Upwelling (Umbalan)
Untuk menanggulangi umbalan (up welling) dapat dilakukan secara mekanik dan secara hukum. Secara mekanik yaitu dengan menambahkan oksigen secara mekanik dengan menggunakan aerator. Sedangkan secara hukum, yaitu dengan mengefektifkan peraturan yang telah dibuat yang menetapkan pemilikan karamba jaring apung (KJA), karena hal ini sangat berhubungan dengan daya dukung lahan.

3.8.  Iklim
Walaupun belum banyak informasi ilmiah tentang ini, pembudidaya ikan yang telah berpengalaman telah memiliki banyak pengetahuan tentang iklim dan perubahan kualitas air. Misalnya di perairan yang dangkal, pada saat kemarau panjang, suhu air akan tinggi, dan akan rendah pada musim hujan yang berkepanjangan.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit non-parasit pada ikan yang disebabkan oleh kualitas air, pakan, keracunan, dan kelimpahan plankton harus ditanggulangi secara penuh, sebelum diadakan proses budidaya pencegahan harus dilakukan terlebih dahulu. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh turunan (genetik) harus menyeleksi induk yang akan dipijahkan agar tidak ada cacat pada ikan.


DAFTAR PUSTAKA

Kordi, Ghufran, H. 2008. Penanggulangan hama dan penyakit ikan. Perikanan dan Peternakan. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta
Handajani, H & Samsundari, S. (2005) Parasit dan Penyakit Ikan” UMM Press, Muhammadiyah Malang.

Tidak ada komentar: